Selasa, 04 November 2014

Pintu yang tak lagi sama.


Aku membuka pintu yang begitu usang. Mencoba mencari-cari sosokmu disana. Mengikuti jejak demi jejak langkah yang kau toreh. Mencoba menulusuri bayang demi bayang yang dulu. Lalu semuanya menuntunku pada satu tempat yang sepertinya tak asing bagiku. Setelah pintu, aku menemukanmu, namun tidak seperti sosok yang lalu. Kau tampak asing bagiku. Tak ada lagi riuh-riuh canda dan tawa yang selayaknya. Tak ada lagi keluh kesah yang terbiasa kau dengar oleh ucapmu. Yang ku temukan hanya segumpal pengabaian atas mu yang begitu dingin.
Diam-diam aku merindukan sosokmu yang dahulu. Rindu itu dimulai sedetik sejak lambaian terakhirmu, atau mungkin pada dasarnya tak pernah ada lambaian.
Rindu itu dimulai sekejap dari saat pesan terakhir yang ku terima.
Dirimu tak lebih dari embun diseberang kaca jendela ku, begitu dekat dan tampak nyata namun tak akan pernah mampu ku sentuh.

Diam-diam aku mengharapkan sosokmu yang dulu mampu mengembalikan tawa yang pernah melengkung manis. Semoga harapan itu tidak menguap bersama sisa-sisa embun di jendelaku.
Tak peduli seberapa jauh jarak diantara kita. Namun, seringkali aku meng-kambing-hitam-kan jarak atasmu. Jarak yang selalu memperparah malam-malamku. Sayangnya prasangka itu sulit.  Menahannya semalaman suntuk hanya meyakinkan diri tidaklah mudah.
Jarak antara prasangka, menebak-nebak jika kamu memikirkan aku seperti aku memikirkan mu. Tanpa ada seseorang yang lain.
Memang benar mereka, jarak tak ada artinya bagi cinta. Ataukah sedari awala kamu tak pernah menghadirkan cinta. Semoga yang merubahmu kini bukan karena jarak.
Aku membuka pintu yang begitu usang, lalu dibaliknya hanya tampak jurang. Aku memberanikan diri menatap dalamnya. Tidak. Jurang itu tak sedalam tatapanmu. Ya, matamu
Namun…
Di dasarnya aku menemukanmu dengan jiwa yang tak ku kenal. Bukan kamu yang dulu
Dan kini, kita hanya sisa-sisa masa lalu yang putus asa



— Teruntuk perempuan yang sedang candu rindu akan sosok laki-laki-nya yang dulu. Jangan lupa bahagia!

0 komentar:

Posting Komentar