Selasa, 04 November 2014

Tanpa Judul


Kita terlalu gemar melukai; menyayatkan ucapan-ucapan tajam serta melukai dalam-dalam.
Kita saling menyayangi namun dengan cara yang begitu keji.
Lalu, lari dengan caranya sendiri.
Kerap kali merakit bom waktu yang telah meledak berulang kali,
Hanya untuk sebuah pelukan dan sakit hati di lain hari.
Kau bilang aku terlalu drama dan picisan.
Aku bilang kau begitu idealisme dan gila kehormatan.
Kau bilang aku gadis ingusan.
Aku bilang kau lelaki tidak pengertian.
Kita saling memberikan umpatan;
pun cacian dan makian.
Tak ada yang bisa kita perbuat selain pertikaian.
Kita banyak berprasangka buruk, dan tidak ada satupun yang prasangka baik darinya.
Kau telah merasa dirimu baik, sedang aku rasa kau terlalu picik.
Aku merasa telah mengertimu begitu cukup ; Kau selalu bertahan dengan abu-abu yang tak cukup.
Kita ialah sebaik-baik semu yang tidak akan pernah kenal temu.
Parahnya adalah kita bersampingan ketika dengan satu waktu segala hal saling bersimpangan.
Hidup itu adalah kotak kejutan;
Ia tak segan akan membawa kita kedalam perkara-perkara sulit.
Lebih sulit dari harus menghitung berapa banyak bulir air yang jatuh setiap hujan deras.
Lebih mudah dari harus menghitung berapa jumlah air mata yang jatuh ketika kita saling bersikeras.
Perihal risau. Aku dan kau.
Tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah menemui usai.
Meski Tuhan merapal hingga sengau.

0 komentar:

Posting Komentar