Senin, 03 November 2014
Seberkas binar matamu untuknya
13.23
No comments
hal yang begitu sulit tertepis oleh ku meski pahit dalam nyata, yakni mencintai seseorang yang tidak memiliki rasa yang sama. Tidak, kau tak pernah menunjukkan rasa benci, juga rasa sayang. Kerap kali kau hadir dengan jelas di depan mata, namun binary hatiku tak pernah tertembus ke dalam matamu. Sejernih aku melihat air hingga ke dasarnya, namun tidak aku melihat dalamnya perasaanmu. Di saat gundah menyergap dengan gemuruhnya dan segala ingatan perihal janji yang kita ikrarkan kini masih mendengung sejelas-jelasnya, lantas kita akan berpsiah. Ketahuilah, sesungguhnya perpisahan ini bukan saja karena sang waktu, mungkin karena garis takdirnya untuk berakhir. Sebab segala pertemuan sudah seharusnya selalu di iringi dengan perpisahan. Bahkan tak ada pelukan akhir sebelum kita saling menatap punggung saling menjauh. Mungkin detik ini juga, sebenarnya hatimu telah terlebih dahulu menjauh. Ataukah sudah tak tersisa lagi bias-bias cinta yang dahulu? Entah. Semenjak itu aku tak lagi melihat binar matamu untuk ku, namun untuknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar